Apa Itu Hama Rayap. Rayap atau anai-anai (Isoptera : Termitidae) adalah serangga polimorf yang hidup berkoloni didalam sarang (termitaria). Sifat polimorf ditandai oleh kelompok-kelompok rayap didalam koloni yang memiliki bentuk, perilaku dan peranan berbeda.Kaitan diantara kelompok-kelompok tersebut menciptakan sistem pembagian kerja yang teratur.
Rayap adalah serangga pemakan kayu dan bahan selulosa lainnya. Untuk menghidupi koloninya rayap harus mengumpulkan makanan dalam jumlah sangat banyak, Tidak hanya makanan yang berada disekitar sarang, namun mereka juga mengumpulkan makanan dari tempat-tempat yang lebih jauh. Oleh karena rayap takut dengan cahaya, maka mereka membuat jalur-jalur atau terowongan didalam tanah dan didalam kayu, tembok dan sebagainya yang dapat menghubungkan sumber makanan dengan sarang tempati mereka tinggal.
Sebagai pemakan kayu, aktifitas rayap dapat mengakibatkan dampak positif maupun negatif bagi manusia. Rayap akan dianggap sangat berguna bila mereka memakan bahan-bahan yang tidak diperlukan. Sebaliknya, jika rayap memakan kayu dan bahan selulosa yang masih digunakan oleh manusia, maka rayap dianggap sebagai serangga hama yang harus dibasmi dan ditanggulangi.
Pemahaman kedua dampak yang ditimbulkan rayap adalah sangat penting Agar perlakuan terhadap rayap tepat sasaran, tanpa mengakibatkan kerusakan lingkungan yang tidak diinginkan.
Pengaruh rayap yang merugikan adalah karena rayap memakan kayu pada bangunan dan peralatan rumah tangga. Pengaruh ini lebih terasa karena jumlah individu rayap dialami sebuah koloni memiliki jumlah yang sangat banyak. Pada rayap tanah, jumlahnya dapat mencapai jutaan individu hanya dalam satu koloni saja.
Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan menghalangi akses mereka untuk dapat mencapai kayu yang ada pada bangunan, misalnya dengan menggunakan termisida. Tingkat keberhasilan usaha ini tidak hanya ditentukan oleh pemilihan jenis insektisida, namun juga ditentukan oleh cara penggunaannya. Penggunakan bahan kimia yang tepat dan efisien dapat diketahui jika kita mengenali tabiat serta perilaku hama rayap itu sendiri.
Dalam tulisan ini, kami akan berusaha untuk menguraikan secara singkat tentang biologi, ekologi dan perilaku dari rayap tanah dan rayap kayu kering. Kami berharap pengetahuan ini dapat berguna bagi Anda didalam usaha-usaha penanggulangannya.
ORGANISASI DIDALAM KOLONI RAYAP
Semua jenis rayap hidup sebagai serangga sosial yang berada didalam sebuah koloni yang beranggotakan ratusan, ribuan bahkan jutaan individu rayap. Kerjasama yang menguntungkan diantara individu rayap didalam koloni justru meningkatkan aktivitas rayap serta perkembangan koloninya. Dengan meningkatnya aktivitas rayap, maka semakin besar pula kerusakan yang dapat ditimbulkan.
Dalam kerjasama yang menguntungkan diantara individu didalam koloninya didasarkan pada pembagian kerja yang dilakukan yang lebih dikenal dengan kasta rayap. Sifat penting yang ditunjukkan dalam pembagian pekerjaan adalah pembatasan fungsi reproduktif pada sepasang atau beberapa individu saja, dimana sebagian besar anggota adalah rayap steril alias mandul.
Setiap koloni rayap, kecuali rayap Kalotermitidae Terdapat kasta-kasta pekerja, prajurit dan setidaknya satu pasang kasta reproduktif yang disebut raja dan ratu rayap. Selain itu masih ada rayap pradewasa atau nimfa. Pada rayap Kalotermitidae, misalnya rayap kayu kering (Coptotermes spp. ) tidak memiliki kasta pekerja sejati, tugas kasta pekerja dilakukan oleh nimfa.
RAYAP KASTA PEKERJA
1. Berwarna putih pucat
2. Tidak memiliki sayap
3. Tidak mempunyai mata
4. Sterilkan dan mandul.
5. Badannya lunak
Kasta ini bertugas membuat sarang, menggali terowongan, memelihara telur rayap pradewasa, mencari makanan serta memberi makan kasta rayap lainnya yang tidak dapat mencari Makanan sendiri. Rayap pekerja inilah yang memiliki peranan besar dalam merusak kayu. Pada rayap kayu kering, perusakan kayu dilakukan oleh nimfa.
RAYAP KASTA PRAJURIT
Rayap Kasta Prajurit terdiri dari rayap-rayap prajurit, jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kasta pekerja. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Tidak bersayap
2. Tidak memiliki mata
3. Steril
4. Ukuran badan lebih besar
5. Warna lebih gelap
Kasta Prajurit memiliki dua bentuk, diantaranya :
1. Mandibulata
2. Nasut
Rayap Prajurit Mandibulata, memiliki kepala dan rahang yang besar dan kuat yang dapat digunakan untuk melawan musuh-musuhnya.
Rayap Prajurit Nasut, memiliki ciri hampir tidak memiliki rahang. Memiliki hidung yang panjang dan dapat mengeluarkan cairan lengket yang dapat digunakan untuk mengusir musuh-musuhnya.
Rayap Prajurit tidak dapat mencari makanan sendiri, oleh karena itu sangat tergantung pada pemberian makan oleh rayap-rayap pekerja.
Kasta Pekerja dan prajurit merupakan bentuk tidak normal yang dirancang untuk keperluan tertentu. Pada rayap, bentuk serangga normal adalah bentuk bersayap dan memiliki mata dan yang dapat terbang serta melihat, biasanya lebih dikenal dengan sebutan laron atau Sulung.
Sulung-sulung jantan dan betina merupakan calon raja dan ratu rayap pada pembentukan koloni generasi berikutnya. Dimana, didalam koloni Sulung-sulung ini tidak melakukan pekerjaan tertentu. Biasanya Sulung keluar dari koloni rayap pada saat suhu dan kelembapan udara diluar mencapai suhu yang disukainya, umumnya pada pagi, malam atau sore Hari pada awal musim penghujan. Pada umumnya, rayap adalah serangga kriptobiotik, yakni Sangat takut dengan cahaya, namun khusus pada Sulung-sulung ini memberikannya berbeda karena mereka menyukai cahaya. Karena itu, Sulung-sulung banyak mendatangi cahaya lampu pada malam hari.
RAYAP KASTA REPRODUKTIF
Rayap Kasta Reproduktif yang utama adalah Rajarayap dan Raturayap. Dalam masa perkembangannya sangat Rajarayap tidak memperlihatkan perubahan bentuk badan yang jelas. Sebaliknya, bentuk badan sang ratu rayap berubah membesar karena perkembangan indung telur didalam badannya. Ukuran perutnya membesar, kira-kira sebesar Ibu jari kaki manusia dewasa.
Raturayap seperti ini dinamakan Fisograstik, merupakan jenis petelur yang sangat efisien. Raturayap dewasa dapat menghasilkan beberapa butir telur dalam satu menit selama 5-6 tahun.
Raturayap Tanah
Raturayap tanah Fisograstik biasanya berada di dalam kamar sang ratu, dijaga oleh rayap Prajurit dan seluruh keperluannya disediakan dan dipenuhi oleh rayap pekerja.
Raturayap Kayu Kering
Raturayap jenis kayu kering terdapat didalam rongga kayu yang sudah lapuk, ukurannya tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan nimfa. Telur yang dihasilkan rayap kayu kering tercatat hanya beberapa ratus butir saja selama hidupnya. Oleh karena itu, koloni dari rayap kayu kering tidak sebesar koloni rayap tanah.
Beberapa jenis rayap menghasilkan kasta reproduktif suplementer atau neo tentang. Kelompok ini adalah nimfa yang organ reproduksinya berfungsi tanpa meninggalkan koloni terlebih dahulu.
Ada 2 Macam Neoten, yaitu neoten yang tidak bersayap dan neoten bersayap pendek.
Seperti halnya sang ratu rayap, perut neoten membesar, namun tidak pernah mencapai besar seperti ukuran Raturayap sejati. Neoten berfungsi Membantu peranan anda ratu dan raja rayap bila kemampuan menghasilkan telur menurun, atau bila rayap sudah tidak menghasilkan telur lagi. Neoten selalu ada didalam sebuah koloni, jumlahnya bervariasi. Jika kesuburan Raturayap dan Rajarayap menurun, jumlah neoten meningkat, bahkan dapat mencapai beberapa ratus individu didalam sebuah koloni.
SIKLUS HIDUP RAYAP
Siklus hidup hama rayap hampir sama dengan siklus hidup serangga lainnya. Koloni rayap yang telah dewasa (laron) mempersiapkan penggantinya. Sementara menunggu saat yang tepat, sang calon pengganti tetap tinggal didalam sarang.
Pada awal musim penghujan, laron mulai meninggalkan sarang, beterbangan pada pagi hari, sore ataupun pada malam hari. Jumlah mereka sangatlah banyak, namun sebagian besar akan habis dimakan oleh predator alaminya. Laron jantan dan betina yang selamatlah akan melanjutkan keturunannya setelah mendapatkan tempat tinggal yang baru.
Laron betina dapat memikat laron jantan dengan hormonseks, hormon ini setelah terbawa udara dapat dideteksi melalui indra penciuman laron jantan. Dengan cara ini, laron jantan dapat mencari jejak untuk dapat menemukan laron betina. Dimana laron jantan kemudian akan menggigit ujung perut laron betina dan berjalan secara beriringan.
Setelah kedua laron ini kawin, mereka akan mencari tempat baru untuk bersarang, bila mereka adalah pasangan laron tanah maka mereka akan masuk kedalam tanah. Bila pasangan laron ini adalah rayap kayu kering, maka mereka akan mencari celah-celah kayu kering yang ada disekitarnya.
Laron betina kemudian akan bertelur didalam sarang barunya, semua nimfa yang menetas akan dipelihara oleh induknya, dan kemudian mereka akan tumbuh menjadi rayap pekerja. Pekerjaan ini akan berlangsung secara terus menerus, sampai jumlah mereka menjadi sebuah koloni yang beranggotakan banyak rayap didalamnya.
Berikutnya, dalam rentang waktu 2-3 tahun jumlah individu rayap didalam sebuah koloni hanya mencapai jumlah ratusan saja. Namun, pada tahap berikutnya induk rayap akan mempersiapkan kasta prajurit untuk dapat melindungi koloni baru ini.
Setelah anggota memiliki kasta dengan pembagian tugas yang lengkap, laron jantan dan betina ini akan berubah menjadi Raturayap dan Rajarayap, sedangkan rayap lainnya akan menjadi rayap pekerja dan rayap prajurit. Kasta reproduksi neoten segera dipersiapkan untuk bisa membantu ratu guna menambah jumlah rayap dalam koloninya.
SARANG, GUNDUKAN DAN TEROWONGAN RAYAP
Sarang
Seluruh anggota koloni rayap hidup didalam batas sistem sarangnya. Sarang rayap tanah biasanya akan mudah ditandai dengan munculnya bangunan yang berupa gundukan yang berisikan terowongan yang berada didalam tanah dan juga akan membuat terowongan tertutup diatas tanah.
Terowongan
Kehidupan ditempat tertutup merupakan kunci keberhasilan bagi perkembangan rayap, karena iklim mikro didalam sarang dan terowongan pada batas suhu yang disukainya. Biasanya, suhu didalam sarang rayap berkisar antara 30-33 derajat celcius. Rayap masih dapat bertahan hidup dengan udara didalam sarang yang kadar COD hanya sebesar 20% saja. Gundukan tanah yang dibuat oleh rayap tanah mempunyai lubang ventilasi untuk mengurangi kadar CO2 dan suhu didalam sarang yang terlalu tinggi. Melalui terowongan inilah rayap pekerja mudah mendapat dan kemudian menyimpan makanannya.
Kemudian, kehidupan koloni rayap yang tertutup ini juga dapat memberikan perlindungan bagi mereka dari musuh dan predator alaminya. Dan yang lebih penting lagi yakni kehidupan didalam sistem sarang tertutup memungkinkan terjaganya kelembapan lingkungan yang dapat diatur, sama persis dengan kelembapan didalam tanah, luar biasa sekali bukan?
Adanya rayap didalam tanah sangat sulit untuk dideteksi keberadaannya, namun biasanya mereka mudah ditemukan bila rayap membuat gundukan tanah. Namun , hal ini bukanlah sebuah kemutlakan bagi koloni rayap, karena ada pula rayap yang tidak membuat gundukan tanah, meskipun sarangnya berada didalam tanah. Seringkali pula mereka juga berada dibawah pokok kayu atau bahkan berada dibawah lantai rumah kesayangan kita.
Adapun jenis rayap yang membuat gundukan ialah jenis rayap Macrotermes, Odondotermes, Nasuttitermes dan Coptotermes. Gundukan rayap dibuat dari campuran tanah liat dan air liur rayap pekerja, gundukan ini biasanya berupa lapisan lempung yang telah padat dan keras.
Pada bagian tengah rongga gundukan terdapat bangunan seperti karang berwarna kuning, dibuat dari bahan kayu yang telah dikunyah. Bangunan ini dinamakan juga sarang karton, sangat lembab, fungsinya untuk bercocok tanam jamur, mengerami telur, dan tempat nimfa yang masih muda. Pada bagian bawah rongga gundukan biasanya dijumpai kamar ratu sebesar dua kepalan tangan dan terbuat dari tanah liat keras dan padat.
Gundukan
Gundukan merupakan pusat sarang koloni rayap, dari tempat ini dibuat banyak sekali terowongan-terowongan didalam tanah yang menghubungkan pusat sarang dengan tempat-tempat dimana mereka mencari sumber makannya.
Dari pusat sarang rayap inilah para pekerja menyebar luas kesempatan lain, bahkan dapat masuk kedalam kamar di rumah kita. Terowongan-terowongan rayap didalam tanah Terdapat pada berbagai kedalaman, tergantung pada kandungan air didalam tanah. Pada tanah yang kering, terowongan rayap dapat mencapai kedalamnya sampai 5 meter.
MAKANAN RAYAP
Makanan rayap adalah kayu dan bahan selulosa lainnya. Rayap tanah biasanya menyukai kayu yang sudah mati dan lebih kering, mereka jarang menyerang kayu yang kadar airnya masih tinggi. Jenis rayap lainnya ada yang menyukai kayu yang masih hidup, diantaranya adalah rayap Neotermes tectonae yang banyak merusak kayu jati. Sedangkan kayu-kayu yang ada pada bangunan, merupakan kayu mati yang lebih kering, sangat disukai oleh rayap tanah.
Kesukaan rayap pada suatu jenis kayu juga ditentukan oleh kandungan bahan kimia didalam kayu. Kayu-kayu yang mengandung resin atau bahan kimia seperti sitronela sangat disukai oleh rayap tanah.
Sebaliknya, ada pula bahan kimia yang tidak disukai oleh rayap, misalnya tektokinon yang terdapat didalam kayu jati. Dengan adanya bahan kimia atau bahan-bahan lain didalam kayu juga turut menentukan apakah suatu jenis kayu peka atau tidak terhadap rayap.
Untuk mencerna bahan selulosa yang berasal dari kayu diperlukan enzim selulase yang dapat memecah molekul selulosa menjadi glukosa. Alat pencernaan makanan rayap pekerja tidak menghasilkan enzim ini. Adanya enzim selulase didalam perut rayap berasal dari flagellata yang terdapat pada perut rayap, yang hidup secara simbiose mutualis. Tanpa adanya flagellata didalam perut, maka rayap akan mati kelaparan.
Selain karbohidrat, rayap juga memerlukan protein yang merupakan bagian dari makanannya. Sumber protein didalam makanan rayap berasal dari jamur-jamur yang ditanam di ladang jamur. Diketahui bahwa rayap tidak dapat hidup pada kayu yang tidak ditumbuhi oleh jamur.
Selain jamur, rayap juga memperoleh protein dengan cara kanibalisme, dimana rayap akan memakan rayap lain yang sudah tua atau rayap yang telah mati. Kanibalisme rayap makin nyata bila protein didalam makanannya semakin berkurang. Itulah memgapa dalam sebuah koloni tidak pernah ditemukan bangkai rayap, karena akan segera dimakan untuk mencukupi kebutuhan proteinnya.
POPULASI RAYAP
Jumlah mereka terkadang bervariasi, hal ini karena struktur tanah akan sangat mempengaruhi jumlah rayap dalam sebuah koloni. Disamping itu, tipe vegetasi tumbuhan penutup tanah serta aktivitas manusia pada suatu tempat juga dapat berpengaruh.
Pada rayap tanah, terutama yang membuat gundukan, padat populasinya dapat diketahui dari jumlah gundukan tanah. Pada rayap tanah, misalnya Macrotermes dan Nasutitermes, populasinya rendah, jika jumlah gundukan tanah kurang dari 10 per hektare.
Pada umumnya padat populasi rayap tanah lebih tinggi didaerah tropis bila dibandingkan dengan daerah sedang. Rayap kayu kering populasinya sangat sulit ditentukan. Banyak sedikitnya kotoran rayap yang berbentuk pasir (korel) mungkin dapat dijadikan sebuah petunjuk banyaknya jumlah rayap pada suatu lokasi.
Adapun faktor-faktor yang menentukan padat populasi rayap didalam tanah diantaranya adalah:
1. Keadaan Tanah
Tanah untuk membuat gundukan rayap terdiri dari pasir, kersik, tanah liat dalam perbandingan tertentu. Lempung dan material koloidal yang berasal dari saliva dan kotoran rayap dipergunakan untuk menyatukan partikel tanah. Pada tanah-tanah pasir jarang ditemukan gundukan rayap. Pengamatan di Australia Barat menunjukkan bahwa pada tanah yang mudah pecah pada musim kemarau, sedikit sekali dijumpai gundukan rayap.
Tampaknya pada struktur tanah yang kurang stabil, rayap tidak dapat berkembang dengan baik. Pengamatan di Kongo menunjukkan bahwa jumlah gundukan rayap Macrotermitinae Sangat tergantung pada banyaknya tanah liat yang ada didalam tanah. Tanah dengan kadar tanah liat 60%, 50%, 40%, dan 35% ditemukan masing-masing 4.9, 4.0, 3.7, 2.7 gundukan rayap per hektar. Pada tanah yang bergelombang, gundukan rayap lebih banyak dibagian lembah dan pada bagian tanah yang datar dari pada tanah yang miring.
2. Vegetasi Penutup Tanah
Jaringan tumbuhan, langsung atau tidak merupakan sumber makanan bagi rayap. Oleh karena itu, tipe vegetasi penutup tanah menentukan kesuburan dan kelimpahan rayap tanah.
Sebuah penelitian di Australia bahwa jumlah rayap yang semakin banyak jika vegetasi penutup tanah makin padat. Struktur vegetasi, melqluibkeadaan naungan dibawahnya, juga menentukan padatnya populasi rayap didalam tanah. Pada daerah tropik yang sangat panas, rayap lebih menyukai tempat-tempat terlindung.
3. Iklim
Dalam skala geografis, iklim berpengaruh terhadap sebaran dan padat populasi rayap. Pengamatan yang dilakukan oleh Grasse (1950) di Afrika menunjukkan bahwa rayap pemakan jamur lebih menyukai daerah lembab daripada daerah kering.
Jenis rayap Cubitermes di Afrika banyak dijumpai di daerah yang cerah hujannya tonggidaripada daerah dengan curah hujan kecil dan tidak teratur. Rayap lebih banyak dijumpai didaerah tropis daripada di daerah sedang, mungkin karena mudahnyamengatur lingkungan fisik didalam gundukan dan terowongan rayap.
4. Faktor Lain
Adapun faktor lain yang dapat menentukan kepadatan rayap adalah faktor biologis, misalnya binatang lain yang berupa musuh alami seperti semut, katak, kadal dan sebagainya. Namun, karena rayap selalu hidup pada lingkungan tertutup, maka pengaruh tersebut menjadi kurang berarti.
KESIMPULAN
Uraian yang telah diterangkan diatas menjelaskan tentang biologi, ekologi dan perilaku rayap baik yang terdapat didalam tanah maupun rayap yang berada didalam kayu bangunan. Dari uraian tersebut ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama dalam kaitan pengendaliannya.
1. Rayap adalah serangga pemakan kayu, ada pula yang resisten terhadap serangan rayap. Perlakuan kayu diperlukan untuk meningkatkan kemacetan Dari kayu itu sendiri.
2. Raturayap adalah kasta yang sangat menentukan bagi perkembangan populasinya. Sang ratu rayap sangat menyukai untuk bersembunyi jauh didalam tanah atau tempat lainnya. Jika ratu rayap dapat dikendalikan, diharapkan populasi rayap juga akan dapat dikendalikan.
3. Rayap adalah serangga pemakan kayu dan bahan selulosa lainnya. Pencernaan selulosa dimungkinkan karena adalah enzim selulase yang dihasilkan oleh flagellata didalam alat pencerna makanannya. Rayap akan mati kelaparan jika flagellata yang terdapat didalam ususnya dimatikan.
4. Padat populasi rayap didalam tanah dapat diukur, diantaranya dengan cara menghitung jumlah dan sebaran gundukan disatukan areal tanah, atau dengan cara pengambilan contoh lainnya. Dengan demikian dapat diketahui sebaran dan kepadatan rayap, pengendalian dapat dilakukan dengan tepat.
5. Lingkungan yang kurang bersih, lembab dan tidak teratur, dapat merupakan tempat yang kurang menguntungkan bagi perkembanganbiakan rayap. Usaha pencegahan rayap dengan bahan kimia akan lebih baik jika dibarengi dengan sanitasi lingkungan.